LANGKAH SEORANG SALIK DAN UJIAN SEORANG MURID

“LANGKAH SEORANG SALIK DAN UJIAN SEORANG MURID”

Didalam menuntut ilmu mempunyai adab dan aturan tersendiri salah satunya kita dilarang iri terhadap sesama murid. Bisa jadi dalam pandangan kita Guru memberikan perhatian lebih terhadap seorang murid dan kita dilarang untuk cemburu. Guru sangat mengetahui bagaimana harus memperlakukan murid-muridnya dan Guru membagi kasih sayang yang sama kepada seluruh murid, cuma pandangan kita melihat seolah-olah ada yang lebih disayang.
Seorang Guru akan tahu jenis apa calon murid yang datang kepadanya, apakah jenis keledai atau kuda sembrani, sejenis ayam sayur atau ayam bangkok dan Guru akan mendidik sesuai dengan bakat masing-masing. Kita tidak boleh iri dan dengki kepada saudara kita.
Suatu hari pernah seorang Guru Sufi memberikan suatu rahasia kepada muridnya dalam pertemuan empat mata dan berpesan, “Rahasia ini jangan kau beritahukan kepada siapapun”. Kemudian dihari lain Guru Sufi memberikan rahasia kepada murid yang lain dan kembali berpesan, “Rahasia ini jangan kau beritahukan kepada siapapun”. Begitulah seterusnya sehingga seluruh murid diberitahukan rahasia itu. Antara sesama murid tidak ada yang tahu bahwa saudaranya juga diberitahukan rahasianya yang sama.
40 hari kemudian dari kesemua murid mulai berubah tingkah lakunya. Ada yang bersikap sombong karena merasa dia murid yang terbaik dan cuma dia yang mengetahui rahasia Guru. Murid yang lain memberitahukan kepada kawannya, “Aku diberitahukan rahasia hebat oleh Guru dan tidak boleh aku ungkapkan kepada siapapun”. Diantara banyak murid hanya sedikit yang bersikap seperti biasa dan tetap melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Guru, bersikap santun dan hormat kepada saudaranya. Dan murid yang sedikit inilah dalam pandangan Guru telah berhasil melampaui ujiannya.
Mari kita tumbuhkan kesadaran dalam diri kita bahwa tidak ada yang hebat dari murid Guru, yang hebat adalah Guru sedangkan murid akan tetap murid. Kalaupun diberikan suatu kekeramatan itu tidak lain merupakan bentuk kasih Guru kepada kita dan kita tidak akan mampu menduduki maqam itu secara abadi.
Banyak murid-murid Guru yang tergelincir disini, merasa sudah hebat dan bisa melakukan apapun akhirnya tanpa sadar durhaka kepada Guru. Godaan terberat dan terhebat bukan berasal dari Iblis akan tetapi Ujian terberat itu ketika Tuhan langsung menguji kita dengan berkata, “Wahai hambaKu, kau sudah boleh begini, kau sudah boleh begitu, kau sudah mencapai maqam itu, kau sudah jadi wali anu”. Disinilah terkadang silapnya sang murid menurutinya tanpa menanyakan berulang kali kepada Tuhan sebagaimana Nabi Ibrahim bertanya berulang kali saat diperintahkan menyembelih anaknya. Tulisan ini mengutip nasehat Syekh Naqsyabandi kepada murid-muridnya mudah-mudahan berguna untuk kita semua:
“Suatu saat kalian akan berada pada maqam sangat tinggi, bisa terbang, kebal, bisa menghilang dan bahkan kalian bisa menghidupkan orang mati. Akan tetapi ingatlah wahai muridku, bahwa itu bukan maqam kalian tapi itu maqam Gurumu, kalau kalian tetap disitu maka tanpa sadar akan disusupi oleh syetan. Kembalikan semua itu kepada-Nya dan teruslah merendah dan menjadi murid yang baik. Guru itu adalah murid yang siddiq dari Gurunya”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manaqib Shohiburrotib Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al'Aydrus Al-Akbar

Manaqib As-Sayyid Al-Imam Fakhrul Wujud Al-Habib Syaikh Abu Bakar bin Salim